Pages

Kamis, 26 Januari 2012

Humor Penelitian

( ...If it was a slip of tongue or factual mistake when communicate in a group or individually ... Make it humorous ... allow everyone to laugh by immediately pointing it out, smiling, and saying something like "Oh, that was a great way to put it." In most cases just a knowing smile and a look will let everyone laugh it off and quickly forget about it. FRED PRYOR)

Sering dikisahkan bahwa penemuan-penemuan dasar yang menakjubkan di temukan dengan tidak sengaja … Ingat bahwa suatu hari Newton duduk dan belajar di bawah pohon apel dan saat itu sebuah apel jatuh dari pohon tersebut. Dengan mengamati apel yang jatuh, Newton mengambil kesimpulan bahwa ada sesuatu kekuatan yang menarik apel tersebut jatuh kebawah, dan kekuatan itu yang kita kenal sekarang dengan nama gravitasi. Bagaimana dengan kisah berikut ?

Gaya Berat.
Seorang anak melambung-lambungkan kucing ke atas, kucing itu mendarat tepat menumpu pada empat kakinya. Ia belum menyadari apakah kucing itu dilemparkan dengan kaki diatas atau dibawah. Ia mencoba mengulangi dengan melambungkan kucing dengan posisi empat kakinya diatas. Kembali kucing itu mendarat tepat menumpu pada empat kakinya. Kemudian ia mencoba sekali lagi melambungkan kucing tersebut dengan empat kakinya dibawah. Kembali kucing itu mendarat dengan tetap bertumpu pada empat kakinya. “Eureka … aku tahu sekarang !!! ... titik berat kucing terletak pada keempat kakinya

Kesimpulan yang berbeda yang dilaporkan dengan jujur dan bertanggung jawab merupakan “kebenaran” yang ditemukannya sebanding dengan terbuktinya kesimpulan yang diharapkan dari suatu hipotesis yang direncanakan. Seorang peneliti boleh melakukan kesalahan, tapi tidak boleh berbohong. Bagaimana dengan kisah berikut?

Kesuksesan yang Tertunda.
“Setiap kali anda melakukan suatu kegiatan anda selalu menyimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan penelitian anda gagal dan tidak menghasilkan apapun, bagaimana bisa terjadi ?!” sang reviewer bertanya dalam suatu kesempatan diskusi pemantauan kemajuan kegiatan. Dengan tenang peneliti menjelaskan “Saya hanya melaporkan apa yang saya lakukan …” “Tapi bagaimana anda menjelaskan mengenai kegagalan anda ?” sambung reviewer. Sang peneliti kembali menjawab “Tidak ada yang lain yang harus saya laporkan pak, saya telah melaporkan dengan jujur apa yang saya lakukan … bukankah secara etika dibolehkan salah tapi tidak boleh berbohong karena kebohongan adalah kejahatan? Tapi saya percaya, bahwa kesalahan atau kegagalan yang diungkap secara jujur bukanlah kebohongan, … tapi kesuksesan yang tertunda !!!”

Suatu penelitian disusun oleh hipotesis, metodologi dan langkah-langkah yang harus akan dilakukan. Tapi seringkali, kita mendapatkan hasil yang "lebih menakjubkan" dibanding rencana semula. Pepatahpun mengatakan “Jika kita tidak mempunyai tujuan, mungkin kita akan sampai di suatu tujuan lain”. Kisah ini membuktikannya

Kodok Budek.
Seorang murid melakukan tugas praktek biologi. Tugas tersebut harus berusaha menjelaskan mengenai atanomi seekor kodok. Sambil memegang kodok si murid memotong kaki depan kiri kodok tersebut. "Braak .." si murid menggebrak meja. Karena kaget, kodok itu pun meloncat, kedepan, melenceng kiri. Kemudian, si murid memotong kaki depan sebelah kanan. "Braaak" Kodok pun meloncat kearah depan, lurus hampir ngesot. Kemudian, si murid memotong kaki kiri belakang. "Braaaak" Kodok pun meloncat ke arah depan, melenceng kiri. Dengan antusias, si murid memotong kaki kanan belakang. "Braaak" , kodok itu diam tidak bergerak. . "Braak". "Braaak" si murid terus menggebrak meja. Dengan riangnya si murid berjingkrak bagai seorang penemu "Eureka ... akhirnya aku tahu!!!" "Apa kesimpulannya nak ..." tanya guru pembimbing. Hampir bersamaan para murid menjawab "Kodok itu tidak bisa meloncat lagi buuu ...". "Bukan, bukan itu, ingat kita sedang belajar anatomi ..." teriak murid. Semua terdiam bingung. Lalu sang Murid menyimpulkan "Pertama, kodok ini menjadi budek setelah kehilangan keempat kakinya. Kedua, dapat dipastikan disalah satu kakinya itu terletak alat pendengarannya ..." Semua “???”

Pemuaian benda adalah perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambah panjang, lebar, luas, atau berubah volumenya karena terkena panas (kalor). Pemuaian tiap-tiap benda akan berbeda, tergantung pada suhu di sekitar dan koefisien muai atau daya muai dari benda tersebut. Bagaimana kisah berikut?

Pengaruh Panas pada Benda.
Seorang guru bertanya pada muridnya “Apa yang dapat kamu lakukan untuk membuktikan bahwa suatu benda akan memuai apabila dipanaskan, dan menyusut apabila didinginkan !!!” Sang murid berpikir keras, teori itu sudah teruji dan pasti benar. Namun ia ingat pengalaman bahwa ketika ia membakar biji nangka, biji itu menyusut dan menjadi lebih kecil dari keadaannya semula . Tak disangka-sangka dengan polos ia menjawab “Eureka !!! Buktinya begini bu …. Pada musim panas waktu siang hari itu menjadi lebih panjang dari pada hari-hari biasa dan jauh lebih panjaaaaaaang dibandingkan ketika musim dingin … namun Bu, sayangnya, … teori itu tidak berlaku untuk biji nangka

Pada hakekatnya, matematika adalah usaha memperoleh gambaran alam fisik dengan membangun aksioma-aksioma yang menyatakan hubungan kuantitatif antara berbagai konsep fisik, dimana strukturnya adalah serangkaian deduksi matematis, dan teorema-teroremanya merupakan pembuktian matematis tentang konsep-konsep tersebut. Bagaimana dengan kisah berikut?

Gaya Gravitasi.
Berpikir keras apa hubungan tumbangnya baliho iklan wisata bergambar pesawat terbang di Jakarta dengan jatuhnya pesawat latih di Indramayu. Beberapa saat kemudian, ia berteriak “Eureka, I find it. Aku tahu, aku tahu …!!!” Berjingkrak “Ini pasti penyebabnya ..” “Ya pasti ini penyebabnya !!!” Berlari memutar sambil berteriak “Gaya gravitasi, ya gravitasi itu … tanpa gravitasi baliho dan pesawat itu tidak akan jatuh kebawah !!!”

Sungguh sangat sulit untuk mengambil keputusan, apabila kepentingan kita sangat lekat dengan akibat-akibat buruk yang akan dihadapi. Berikut kisahnya …

Premium vs Pertamax.
Dalam suatu diskusi mengenai kebijakan bahan bahan bakar. Seorang aktivitis lingkungan mejelaskan “Merupakan kebijakan yang keliru menetapkan harga premium lebih rendah dari harga pertamax. Premium dengan kadar timbal yang tinggi menyumbang polusi lebih besar dibanding pertamax. Merupakan kejahatan mensubsidi sesuatu yang merugikan lingkungan … bukankah pertamax lebih ramah lingkungan ? seyogyannya yang lebih baiklah yang harus mendapat insentif dan subsidi … demi lingkungan, saya usulkan, jual premium seharga pertamax dan pertamax seharga premium … !!!”

Apabila anda sangat berkuasa atau mempunyai otoritas  janganlah anda bertanya seperti anda memberikan nasehat. Seorang penakut tidak dapat membedakan mana pertanyaan mana pernyataan. Kisah berikut membuktikannya …

Salah Faham.
Dalam suatu kesempatan pemantauan kemajuan kegiatan penelitian. Setelah pemapar menjelaskan mengenai kemajuan kegiatannya, sang reviewer bertanya “Kenapa anda tidak melakukannya dengan cara ini itu …? “ sambil kemudian menjelaskan metoda yang diusulkannya. Merasa tertekan, dengan menggigil pemapar menjawab “Terimakasih pak …” Selang 6 bulan kemudian dalam kesempatan yang sama, pemapar menjelaskan bahwa kegiatan tidak menghasilkan apapun. Sang reviewer bertanya “Mengapa ?” Dengan menggigil pemapar menjawab “Saya mengikuti usulan Bapak … ” Sang reviewer dengan tenang menjawab “Lho … seingat saya waktu itu saya hanya bertanya kenapa anda tidak menggunakan cara ini itu … saya tidak mengusulkan bahwa anda harus menggunakan metoda ini itu !!!”

Susun apa yang ingin anda kemukakan berikan argumen dan kendalikan emosi anda. Ini kisahnya …

Hebatnya Termos.
Dalam suatu simposium mengenai Penerapan Ilmu Pengetahuan yang Humanis untuk Masyarakat. Para peserta masing-masing mengemukakan pendapatnya mengenai penemuan-penemuan di bidang ilmu pengetahuan yang paling bermanfaat bagi manusia. Salah seorang peserta mengemukakan bahwa penemuan listriklah yang paling dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Dengan listrik dunia menjadi cerah dan pekerjaan-pekerjaan menjadi lebih mudah dan kemudian mendorong juga penemuan-penemuan teknologi lainnya. Peserta lain bersikukuh bahwa penemuan nuklirlah yang paling mencengangkan. Penemuan energi nuklir juga mendorong penemuan-penemuan teknologi lainnya, namun ia dengan sendu mengatakan bahwa nuklir pulalah yang membawa bencana kemanusiaan. Sedang kedua peserta asyik beradu argumen tiba-tiba salah seorang peserta dibelakang dengan berapi2 berteriak "Yang paling hebat, bukan penemuan listrik bukan pula penemuan nuklir … ke-dua2nya bisa membawa bencana kemanusiaan. Lihat berapa juta buruh menganggur akibat adanya listrik, berapa juta manusia yang kehilangan pekerjaan digantikan mesin-mesin otomatis. Mengenai penemuan nuklir, kita ingat Hiroshima, Nagasaki, kita ingat Chernobyl, Union Carbide Bhopal di India, perang nuklir dan kita ingat Fukushima, semua itu membuat bencana kemanusiaan" . Hening, semua peserta terdiam,. Dengan nafas-nafas terengah-engah dan masih berapi-api ia melanjutkan “Penemuaan2 itu membawa bencana bagi kemanusiaan, … kecuali …” Menghela nafas. Semua peserta terdiam antusias ingin mendengarkan kelanjutannya. Menghela nafas, kelihatan berpikir keras, raut mukanya mulai pucat, dengan terbata-bata ia melanjutkan “ … kecuali … kecuali … ya kecuali penemuan termos itu, … ya penemuan termos itu yang tidak membawa bencana kemanusiaan …” Semua peserta terhenyak, hampir serempak bertanya “Apa hebatnya penemuan termos ituu … !!!” Nampak semakin pucat ia meneruskan “Kita lihat sebuah termos, hampir disemua rumah memiliki … betapa manusiawinya dia … “ Hampir semua peserta serempak kembali bertanya “Jadi apa hebatnya ???” Akhirnya ia menyimpulkan “Dia, termos, … sangat patuh kepada manusia. Sangat patuh … disuruhnya menyimpan air dingin dia tetap menyimpan dan menjaganya sebagai air dingin. Disuruhnya menyimpan air panas dia tetap menyimpan dan menjaganya sebagai air panas …” Jeda, kemudian ia melanjutkan “Hebatnya lagi … dari mana ia tahu? bahwa, air dingin itu harus disimpan dan dijaganya sebagai air dingin … dan air panas itu harus disimpan dan dijaganya sebagai air panas?” Hadirin terdiam “???”

Sorry, Just kidding ….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar