Pages

Sabtu, 15 Juni 2013

Guru yang baik bukanlah guru yang amat pintar, melainkan mereka yang bisa memberikan inspirasi kepada kita, mereka yang merangsang naluri yang sangat dasar dan sangat penting dalam kehidupan kita; yakni rasa ingin tahu.

Jumat, 24 Mei 2013

Jalan kearah KEAGUNGAN

Adalah sangat membesarkan hati bila kita menatap sejarah proses belajar, dan melihat betapa seringnya pemikiran-pemikiran agung bermunculan di daerah-daerah sepi, ditengah-tengah suku biadab dan kurun yang penuh berbagai tindasan dan kekerasan. Alangkah indahnya, dari zaman penuh pertumpahan darah yang menggemakan rintih dan lagu duka yang sedih, muncul pemikiran yang tenang dan agung, mempelajari alam dan menulis puisi : atau kita temukan, diantara kaum borjuis yang malas atau petani yang penuh daki tanah yang muram, suatu kecerdasan yang tinggi dalam abstraksi bilangan, penemuan-penemuan baru yang unik, atau suatu penafsiran yang sistematis tentang alam.

Pikiran Manusia yang Tak Tertundukan

Adalah tidak mungkin untuk menurunkan harkat dan martabat kemanusiaan semua umat. Beberapa orang tetap akan terlewat, dan mereka akan berpikir. Kelompok penguasa yang lalim itu sendiri harus terus menerus berpikir. Dan setiap generasi anak-anak baru dilahirkan, maka pemikir-pemikir barupun akan muncul. Lebih mudah menghancurkan umat manusia secara fisik, dengan sebuah kuman atau ledakan, daripada menghancurkannya secara mental. Karena manusia mampu menyesuaikan diri, dan daya penyesuaian ini adalah kemampuan untuk mengubah dan mengembangkan kekuatan pikirannya. Selama manusia menetap di planet ini, tirani dan kekejaman apapun yang mereka hadapi, mereka tetap dan harus tetap berpikir. Karena disebabkan perjalanan pikiran yang penting inilah - tidak sempurna namun menakjubkan, bersifat unik dalam tiap-tiap pribadi - yang telah membawa kita keluar dari kebiadaban ke arah peradaban dan kebijaksanaan, dan akan lebih lanjut membawa kita kesana. Pada akhirnya juga KELALIMAN AKAN GAGAL. (Gilbert Highet - Pikiran Manusia yang Tak Tertundukan)

Rabu, 09 Januari 2013

Hati-Hati, Kepribadian Beracun ada Disekitar Anda

KENALI DIRI DAN TEMAN-TEMAN DISEKITAR ANDA  


Sangat menyenangkan jika kita dikelilingi orang-orang yang berpendidikan, bahagia, dan sehat secara mental. Namun, tanpa sadar hal itu sebenarnya juga tidak mudah diperoleh. Brett Blumenthal, dalam blog nya menulis, terkadang perasaan bahagia yang muncul dalam diri kita bisa dengan mudah nya dihapus oleh seseorang yang  tiba-tiba hadir dan membawa pengaruh buruk. Bisa jadi, ketika anda adalah orang yang sangat positif, kemudian tiba-tiba merasa negatif, begitu seseorang yang spesifik hadir di dekat anda. Atau, anda adalah orang yang begitu ideal melihat kehidupan, lalu berubah menjadi merasa sangat bodoh, unrealistik atau seorang pemimpi, ketika berada di dekat seseorang tertentu. Kasus yang lain adalah, ketika anda merasa bangga dengan kepribadian anda yang mandiri dan pandai mengendalikan diri, kemudian saat salah seorang anggota keluarga ada di dekat anda, tanpa sadar anda telah terseret dalam memori masa kecil.Kejadian yang telah saya sebutkan di atas benar-benar ada, dan ya, beberapa orang memang dapat memberikan pengaruh buruk untuk kehidupan kita. Ya,  Kita semua memang manusia, yang memiliki kasus nya masing-masing, dan ya, beberapa kasus itu akan menjadi racun. racun bagi kebahagiaan,kesehatan mental,kepribadian, dan kehidupan kita. Mereka dapat menyedot habis energi kehidupan kita juga dapat memperpendek jangka hidup kita. Mungkin saja kan?

Jangan Saling Menyakiti (Don't Hurt Each Other)

Jangan Saling Menyakiti (Don't Hurt Each Other)
(Ketika Kita Berbeda Pendapat )
 

Suatu hari Imam Malik menuju Masjid setelah waktu Asar. Memasuki Masjid Nabawi Imam Malik kemudian duduk. Rasulullah SAW telah memerintahkan bahwa apabila seseorang masuk masjid sebaiknya melakukan shalat dua rakaat (Tahiyyatul Masjid) sebelum duduk, sebagai penghormatan terhadap masjid. Sementara itu juga Imam Malik mempunyai pendirian bahwa Rasulullah SAW juga melarang shalat setelah melakukan shalat Asar. Dengan demikian Imam Malik ingin memberikan pelajaran kepada murid-muridnya bahwa tidak melakukan shalat tahiyyatul masjid jika mereka memasuki masjid diantara waktu Asar dan Magrib. Akan tetapi ketika Imam Malik duduk, seorang muridnya melihat bahwa beliau tidak melakukan melakukan dua rakaat Tahiyyatul Masjid terlebih dahulu. Murid tersebut mengingatkan, “Berdirilah dan lakukan shalat dua rakaat” Dengan patuhnya Imam Malik berdiri dan melakukan shalat 2 rakaat. Murid tersebut heran sembari bertanya dalam hati “Apa yang terjadi? Apakah Imam Malik sudah merubah pendiriannya?” Setelah Imam Malik menyelesaikan shalatnya, murid tersebut bergeser mendekatinya dan bertanya mengenai apa yang sudah dilakukan Imam Malik. Imam Malik menjawab “Pendirianku tidak berubah, juga aku tidak akan merubah apa yang sudah aku ajarkan sebelumnya. Kenapa aku melakukan shalat dua rakaat seperti perintahmu, semata-mata karena aku takut kepada Allah, jangan-jangan aku termasuk orang yang digambarkan pada ayat: “Dan apabila dikatakan pada mereka, ‘ruku-lah’ niscaya mereka tidak mau ruku” (Al Mursaalat - 77/48)