Pages

Rabu, 09 Januari 2013

Hati-Hati, Kepribadian Beracun ada Disekitar Anda

KENALI DIRI DAN TEMAN-TEMAN DISEKITAR ANDA  


Sangat menyenangkan jika kita dikelilingi orang-orang yang berpendidikan, bahagia, dan sehat secara mental. Namun, tanpa sadar hal itu sebenarnya juga tidak mudah diperoleh. Brett Blumenthal, dalam blog nya menulis, terkadang perasaan bahagia yang muncul dalam diri kita bisa dengan mudah nya dihapus oleh seseorang yang  tiba-tiba hadir dan membawa pengaruh buruk. Bisa jadi, ketika anda adalah orang yang sangat positif, kemudian tiba-tiba merasa negatif, begitu seseorang yang spesifik hadir di dekat anda. Atau, anda adalah orang yang begitu ideal melihat kehidupan, lalu berubah menjadi merasa sangat bodoh, unrealistik atau seorang pemimpi, ketika berada di dekat seseorang tertentu. Kasus yang lain adalah, ketika anda merasa bangga dengan kepribadian anda yang mandiri dan pandai mengendalikan diri, kemudian saat salah seorang anggota keluarga ada di dekat anda, tanpa sadar anda telah terseret dalam memori masa kecil.Kejadian yang telah saya sebutkan di atas benar-benar ada, dan ya, beberapa orang memang dapat memberikan pengaruh buruk untuk kehidupan kita. Ya,  Kita semua memang manusia, yang memiliki kasus nya masing-masing, dan ya, beberapa kasus itu akan menjadi racun. racun bagi kebahagiaan,kesehatan mental,kepribadian, dan kehidupan kita. Mereka dapat menyedot habis energi kehidupan kita juga dapat memperpendek jangka hidup kita. Mungkin saja kan?

Jangan Saling Menyakiti (Don't Hurt Each Other)

Jangan Saling Menyakiti (Don't Hurt Each Other)
(Ketika Kita Berbeda Pendapat )
 

Suatu hari Imam Malik menuju Masjid setelah waktu Asar. Memasuki Masjid Nabawi Imam Malik kemudian duduk. Rasulullah SAW telah memerintahkan bahwa apabila seseorang masuk masjid sebaiknya melakukan shalat dua rakaat (Tahiyyatul Masjid) sebelum duduk, sebagai penghormatan terhadap masjid. Sementara itu juga Imam Malik mempunyai pendirian bahwa Rasulullah SAW juga melarang shalat setelah melakukan shalat Asar. Dengan demikian Imam Malik ingin memberikan pelajaran kepada murid-muridnya bahwa tidak melakukan shalat tahiyyatul masjid jika mereka memasuki masjid diantara waktu Asar dan Magrib. Akan tetapi ketika Imam Malik duduk, seorang muridnya melihat bahwa beliau tidak melakukan melakukan dua rakaat Tahiyyatul Masjid terlebih dahulu. Murid tersebut mengingatkan, “Berdirilah dan lakukan shalat dua rakaat” Dengan patuhnya Imam Malik berdiri dan melakukan shalat 2 rakaat. Murid tersebut heran sembari bertanya dalam hati “Apa yang terjadi? Apakah Imam Malik sudah merubah pendiriannya?” Setelah Imam Malik menyelesaikan shalatnya, murid tersebut bergeser mendekatinya dan bertanya mengenai apa yang sudah dilakukan Imam Malik. Imam Malik menjawab “Pendirianku tidak berubah, juga aku tidak akan merubah apa yang sudah aku ajarkan sebelumnya. Kenapa aku melakukan shalat dua rakaat seperti perintahmu, semata-mata karena aku takut kepada Allah, jangan-jangan aku termasuk orang yang digambarkan pada ayat: “Dan apabila dikatakan pada mereka, ‘ruku-lah’ niscaya mereka tidak mau ruku” (Al Mursaalat - 77/48)