Jalan Sagan No 9 Jogja
Ketika kebetulan lalu
aku mampir ke kamar kita yang dulu
Sekarang belum lagi disewa
Kamar kita berdua
Dengan bunga pada meja
tempat kita saling memandang
berhawa kasih sayang
memasuki kamar ini
tembok dan lantai kembali bicara
dan hidupku terasa lebih berharga
Kukenang kembali
bagaimana kau dulu kujamah rambutmu
sementara kau bertanya
berapa jumlah pacarku
Lalu di lantai yang sejuk
dan juga bersih karena kau sapu
kita akan bertiarap atau berbaringan
sambil menggambar dengan kapur
semua gambar yang lucu-lucu
atau rumah yang kita angankan
Pernah pula kau gambar dua orang berdampingan
Sambil kau tunjuk mereka:
“Ini kau. Ini aku”
Lalu saya gambar selusin orang di kanan kirinya
Kau merenggut dan bertanya:
“Siapa mereka?”
aku menjawabmu: “Anak-anak kita”
Ketika kau tertawa
tergerailah rambut-rambut halusmu
ke pipi dan ke dahimu
Waktu itu aku gemar memandang matamu
Dan melihat diriku terkaca di dalamnya
Kekasihku,
ada saat-saat kita tak berdaya bukan oleh duka
tetapi karna terharu semata
Mengharukan dan menyenangkan
bahwa sementara kita tempuh hari-hari yang keras
sesuatu yang indah masih berada
tertinggal pada kita
Sangat mendebarkan
menemukan satu bunga
yang dulu . . . telah lama
Kitalah penanamnya.
(WS Rendra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar